SEANDAINYA KATA “SEANDAINYA” tidak ada
Mungkin ini
salah satu penyesalanku yang selalu terngiang di kepala ku sampai sekarang. Diawali
dari perkenalan di awal pendidikan yang entah kenapa pada saat itu hatiku
langsung berbicara aku akan berusaha menjagamu sebisa mungkin. Padahal kita
baru bertemu 2 ato 3 kali sejak pertama kali masuk ke kampus. Entah bisikan
darimana tapi hal itulah yang pertama kali muncul saat kita bareng2 pulang ke
kampung.
Sepanjang perjalanan
aku sering melihat ke arahmu hanya sekedar untuk mengetahui apakah kamu sudah
tidur atau sedang melamun, alhamdulillah waktu itu kamu duduk berdua dengan
teman kita yang lain jadi aku tidak banyak khawatir.
Dari situlah
kita mulai sering intens berbicara dan saling berbagi ide atau sekedar ngobrol.
Sedikit demi sedikit rasa itu berkembang, meski ada beberapa teman yang juga mulai memasuki ruang hatiku
tapi tetap kamu yang selalu ada dipikiranku. Dengan semakin intensya kita berhubungan,
kita sudah mulai mengenal satu sama lain meski kamu lebih tua dariku tapi itu
tidak menjadikan kamu menggurui atau meremehkanku. Itulah yang semakin
membuatku yakin kalau kita ada semacam chemistry ya mungkin itu Cuma perasaanku
aja.
Hari demi
hari kita lalui sebagai sahabat, kadang kamu membangunkanku untuk sahur kadang
pula gantian aku yang mengingatkan kamu kalau sudah waktu subuh, meski aku tahu
kamu pasti sudah bangun sebelum subuh datang.
Rasa kagumku
semakin tumbuh dengan sikap dan sifat yang kamu perlihatkan, tidak banyak
mungkin wanita seperti kamu. Bisa menempatkan diri disituasi dan lingkungan
seperti apapun tanpa harus kehilangan identitas dan jatidiri sebagai seorang
muslimah. Bisa bersosialisasi dengan semua golongan dengan baik dan bisa saling
berbagi meski berbeda latarbelakang. Bisa menjadi penengah diantara keributan. Bisa
mengarahkan meski bukan seorang yang berwenang.
Engkau bukan
orang yang cantik dan seksi dari sisi fisik namun dari sinilah mungkin kamu
bisa memaknai kehidupan menjadi orang yang “diakui” oleh lingkungan tidak harus
menjadi pribadi sempurna di segalanya.
Aku juga
ingin meminta maaf, karena sempat menganggap kamu dari sebelah mata hanya
karena fisik. Bodohnya diriku, ya mungkin inilah jalan yang diberkan oleh Yang
Maha Merencanakan dan Mengetahui masa depan kita. Agar aku bisa melihat sesuatu
tidak hanya dari satu sisi yang menarik saja.
Banyak teman
yang sudah mengaitkan kamu dengan aku karena memang kedekatan kita, dan setiap
mereka menjawab aku tidak pernah menjawab tidak mungkin. Aku hanya bilang “hehe
ada2 aja” karena memang kita tidak ada hubungan lain selain sebagai sahabat. Ada
pula yang bertanya “kamu suka kan sama dia”, dan aku jawab “hmmm, aku kan udah
menganggap dia sebagai saudara” dan pada saat itu aku berharap bisa benar2
menjadi bagian dari saudara di keluargamu.
Ketika kamu
kerumah entah kenapa semua keluargaku senang melihat kamu dan kelihatanya cocok
dengan kamu. Setiap aku pulang dan bertemu keluarga lagi, mereka pasti tidak
lupa menanyakan keadaan kamu. Bahkan sampai sekarangpun aku masih sering ditanya
kondisi dan keadaan kamu.
Sejak lama
aku ingin mengutarakan hal ini kepadamu, namun sudah dua kali rencana ini aku
batalkan. Ah kembali bodohnya diriku,.,.
Yang pertama
aku sebenarnya mempunyai sebuah “nazar” kalau aku sampai lolos menjadi pegawai
aku akan mengutarakan perasaanku, dan kalau emg kamu setuju aku ingin bisa
segera meminta ijin kekedua orangtua kamu. Namun hal ini aku batalkan karena
aku masih ragu apakah aku bisa menjalani masa percobaan sebagai calon pegawai. Bagaimana
jika aku tidak sampai menjadi pegawai tetap? Mau aku kasih apa kamu nanti itu
yang ada dipikiranku. Dan pada akhirnya aku tunda lagi.
Dan yang
kedua adalah jika aku sudah menjadi pegawai tetap aku akan langsung
mengutarakan kenginanku namun hal ini juga aku urungkan niatku. Pertimbangaan ku
karena keluargaku ingin studi ku berlajut untuk satu jenjang lagi, baru bisa
serius membina hubungan. Hal ini tidak mungkin aku tolak, karena aku ingin
sekali memenuhi permintaan orangtuaku dan bisa membahagiakan mereka.
Dan pada
akhirnya beberapa bulan yang lalu ketika aku kembali bertemu dengamu setelah
sekian bulan tidak berjumpa, aku senang sekali bisa bertemu dan bertatap muka. Namun
kelihatanya ada sedikit jarak diantara kita pada waktu itu, dan benar ketika
teman2 yang lain bercerita kalau mereka senang bisa melihat kita berdua bertemu
lagi, namun sayang kata mereka kamu sudah ada yang menemani. Padahal menurut
mereka kita cocok, hehe ya mungkin itu Cuma perasaan mereka aja. so pada saat itu juga aku tahu rupanya sudah ada
oranglain yang mengisi ruang kosong dihatimu.
Dan meski aku
sangat kecewa terutama kepada diriku sendiri, aku tetap berharap dan aku yakin
kamu tidak salah memilih orang, semoga dia bisa menjadi partner hidupmu yang membahagiakanmu.
Amin...amin.. ya robbal alamin.,.., Insya Allah aku ikhlas.... karena memang
aku hanya sahabatmu, dan semoga masih bisa menjadi sahabat yang baik buat kamu.
*sebuahcatatanseoranggalauer
Posting Lebih Baru Posting Lama